25.3 C
Palu
25 April 2024
Aktivitas

SKP-HAM Pamerkan Produk Tenun

PALU, MERCUSUAR – Setelah menjalani pelatihan pengembangan produk berbahan dasar tenun selama empat hari, Rabu (25/5/2016), para peserta pelatihan memamerkan hasil karyanya, difasilitasi oleh SKP-HAM Sulteng, House of Lawe Yogyakarta dan IKA.

Pameran hasil karya perempuan penyintas pelanggaran HAM ini memamerkan kain tenunan produk berbahan tenun yang memadukan tenun Bomba, tenun sulam subi, dan tenun lurik Yogyakarta, berupa tas tangan, pouch HP, tas serba guna, tas seminar, tempat pensil, dan produk lainnya. Pameran ini juga memamerkan produk kerajinan tangan hasil karya para remaja difabel yang tergabung dalam Gerkatin.

Sekretaris Jenderal SKP-HAM Sulteng, Nurlaela Lamasitudju mengatakan pameran itu diinisiasi untuk menyemangati peserta pelatihan, agar semakin percaya diri dalam membangun usahanya pasca pelatihan.

Dia berharap para peserta yang merupakan perempuan penyintas, menjadi percaya diri dan mandiri, serta meningkatkan kualitas hidup menuju masa depan yang lebih baik.

Kabid Hasil Kerajinan Logam, mesin dan Aneka (Hakelma) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulteng, Irwansyah, yang berkesempatan hadir dalam pameran tersebut mengaku sangat mengapresiasi pameran tersebut, apalagi menurutnya,kini tenun bomba menjadi salah satu industry yang dikembangkan oleh pemerintah provinsi dan kabupaten/kota di Sulteng.

“Kebetulan besok (hari ini), ada kunjungan Dirjen Industri Kecil Menengah (IKM) ke Palu dan Donggala dalam rangka memantau pengembangan tenin kain Donggala. Saya tidak janji, tapi saya akan upayakan mengajak ibu Dirjen kesini untuk melihat hasil karya ini dan berdialog dengan para peserta, meskipun Cuma 10 menit,” ujarnya.

Apresiasi serupa juga datang dari Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BKB-PP) Kota Palu, Irmayanti Pettalolo. Dalam dialognya bersama ibu-ibu peserta pelatihan, Irmayanti menyemangati mereka dan mengaku akan membantu proses penjualan dan memperkenalkan produk tersebut ke Walikota. “Saya siap membantu penjualan dan bersama Ibu Nurlaela, saya ingin mengajak untuk memperkenalkan produk ini ke Walikota, agar bisa menjadi salah satu souvenir di HUT Kota Palu nanti. Produk ibu-ibu ini hasilnya bagus, halus dan layak jual,” ujarnya.

Pameran hasil tenun dan produk berbahan dasar tenun ini juga dihadiri oleh budayawan Sulteng, Intje Mawar L. Abdullah, yang merupakan pembina kelompok tenun Sabe Limoyo, civitas akademika STT Marturia Palu, Komunitas Backpacker Kota Palu, sejumlah komunitas dan LSM, serta para pewarta yang tergabung dalam AJI Palu. JEF

Sumber : mercusuarnews.com

Tulisan terkait

Hari Hak untuk Kebenaran dan Keadilan

Zikran Yakala

Penyerahan Kompensasi Bagi Korban 1965/1966

Tomzil Prafdal

Doa Bersama Untuk Korban Penghilangan Paksa di Sulteng

Nurlaela Lamasitudju

Tinggalkan Komentar