32 C
Palu
19 Maret 2024
Aktivitas

Pelatihan Analisis Sosial

Analisis sosial adalah cara atau usaha untuk memperoleh gambaran lengkap mengenai situasi atau realitas sosial secara objektif dan kritis, dengan menelaah kaitan-kaitan historis, struktural, kultural, dan konsekuensi dari masalah yang akan dianalasis. Metode ini bisa menjadi salah satu pilihan  yang dapat digunakan dalam menyelesaikan permasalahan beragam yang ada di sebuah desa. Selain itu, analisis sosial juga bisa melatih diri untuk berpikir kritis. Karena analisis sosial merupakan metode yang digunakan dengan mencari akar masalah dari pertanyaan-pertanyaan, apa, siapa, dimana, kenapa, kapan, dan mengapa masalah itu sampai terjadi.

16 September 2019 lalu, SKP-HAM Sulawesi Tengah bekerjasama dengan Indonesia untuk  Kemanusiaan (IKA) mengadakan Pelatihan Analisis Sosial di Rumah Peduli SKP-HAM jalan Basuki Rahmat, Palu. Pelatihan ini difasilitatori oleh Jimmy yang merupakan seorang Kepala Departemen Riset dan Knowladge Manajemen di KARSA Institute Palu. Selain Jimmy, Nurlaela Lamasitudju selaku Sekjend SKP-HAM juga ikut membantu sebagai co fasilitator yang membantu jalannya pelatihan.

Pelatihan ini dilakukan dengan  tujuan untuk meningkatkan kapasitas  tim penggerak dari Desa Soulowe dan Labuan Toposo. Tim penggerak ini adalah 5 orang dari desa yang menjalankan program Rekonstruksi Berbasis Komunitas di desanya masing-masing. Selain tim penggerak dari dua desa tersebut, relawan yang masuk dalam struktur sekretariat SKP-HAM juga mengikuti pelatihan, karena mereka merupakan pendamping dari tim peggerak yang mengawal berjalannya proses program rekonstruksi.

Selama pelatihan, fasilitator memberikan materi tentang analisis sosial dan metode-metode yang biasa dilakukan dalam analisis sosial. Seperti analisis struktural, analisa historis, dan juga pemetaan aktor. Dalam pelatihan peserta juga diajak untuk merefleksi ulang masalah apa saja yang ada di desanya masing-masing. Selain itu, tim penggerak diminta untuk melakukan update dari kegiatan yang terakhir dilakukan di desanya.

Menggunakan peta desa yang sudah pernah dibuat oleh tim penggerak di pelatihan sebelumnya, Jimmy mulai memberi gambaran bagaiamana melakukan analisis sosial di desa masing-masing penggerak. Beberapa contoh kasus juga diberikan dalam pelatihan ini, untuk membuat peserta memiliki gambaran jelas bagaimana menyelesaian permasalahan yang ada di desanya menggunakan metode analisis struktural, analisa historis, dan pemetaan aktor yang ada dalam analisis sosial.

Pelatihan ini  dilakukan selama dua hari, yaitu tanggal 16 dan 17 September. Setelah mengikuti semua materi analisis sosial yang diberikan oleh fasilitator, peserta melakukan praktek langsung dengan menggunakan metode yang sudah diberikan oleh Jimmy dan Nurlaela Lamasitudju. Diakhir pelatihan, peserta mendapatkan pekerjaan rumah dari kedua fasilitator untuk membuat pohon masalah, dengan memilih salah satu isu yang ada di desanya kemudian melakukan analisis sosial dengan ketiga metode  tersebut, dan melakukan presentasi di pertemuan yang akan dibuat berikutnya.***

Tulisan terkait

Keringat dan Darah Untuk Palu: 17 Lokasi Kerja Paksa di Palu

Jefrianto

Pemkot Gelar Rakor, Bahas Verifikasi Data Korban Pelanggaran HAM 65/66 di Kota Palu

Lia Fauziah

Lokakakarya Membangun Dapur Usaha “Saatu Mombine Padagi”

Rini Lestari

Tinggalkan Komentar